Malu adalah identitas budaya
timur, terutama Negara kita indonesia yang katanya masih memegang teguh budaya
malu, malu itulah yang membedakan manusia dengan binatang. Namun terkadang rasa
malu itu hilang ketika manusia tergoda oleh gemerlapnya kehidupan dunia. Bahkan
akibat hilangnya rasa malu dalam diri kita (manusia), sikap manusia jauh lebih
rendah dari pada binatang.
Mungkin inilah kegelisahan yang sedang kita rasakan saat ini, hilangnya Budaya
yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat, yaitu Budaya Malu, banyak berbagai
macam berita baik media elektronik maupun cetak, tentang banyaknya orang yang
sudah tidak memiliki Budaya Malu, baik Malu atas diri sendiri, keluarga,
intitusi, agama bahkan bangsa.
Kata “malu”
banyak diperbincangkan dari dulu sampai sekarang. Bahasa “malu” tidak hanya dibicarakan dalam ruang lingkup agama,
tapi sudah meluas ke segala aspek kehidupan, termasuk aspek politik dan kepemimpinan
yang kian sering terdengar di telinga kita belakangan ini. Budaya malu memang sudah
tinggalkan oleh sebagian besar masyarakat kita, inilah faktor utama yang
mengakibatkan orang orang sekarang tidak merasa canggung bahkan
terang-terangan. Timbul pertanyaan kemanakah budaya malu yang lekat dengan masyarakat
Indonesia ?
Arti malu. Di salah
satu kamus on-line Bahasa Indonesia disebutkan bahwa malu adalah merasa sangat
tidak enak hati (hina, rendah, dsb) karena berbuat sesuatu yg kurang baik,
kurang benar, berbeda dengan kebiasaan atau norma. Ada juga yang mengartikannya
sebagai rasa kurang senang karena merasa diri hina, rendah dan tidak layak dan
di dalam
Islam “malu” juga menjadi aksentuasi yang kerap diperbincangkan. Sebab sifat
malu memegang peranan penting dalam pembentukan karakter akhlak muslim, yang
menjadi salah satu tujuan dasar Islam, “Innama
Bu’istu Liutammima Makarimal Akh lak”, (sesungguhnya Aku (Nabi
Muhammad SAW) diutus untuk memperbaiki akhlak manusia).
Sejenak coba kita cermati makna atau arti kata malu diatas,
apakah kita sekarang masih mempunyai perasaan seperti merasa sangat tidak enak
hati (hina, rendah, dsb) ? mungkin sebagian masih merasakanya dan juga rasa
malu itu mulai perlahan sudah kita hilangkan dari d
Jika melihat realitas kehidupan
di Indonesia saat ini, ternyata rasa malu juga menjadi barang langka di negeri
ini. Rasa malu tidak hanya terkikis bahkan habis, contoh kecil hilangnya malu didalam
keluarga Seorang anak tidak punya rasa malu berkata-kata kasar dan tidak sopan
kepada orang tuanya. Seorang bapak dan
ibu yang semestinya menjadi teladan, tidak malu mempertontonkan pertengkaran
besar di hadapan anaknya. Contoh itu juga kita bisa lihat dikampus atau
disekaloh cenderung mahasiswa atau pelajar tidak lagi malu untuk mencontek.
Contoh lain Hal serupa juga terjadi pada pemimpin-pemimpin kita. Sosok yang
semestinya menjadi contoh dan suri tauladan, malah mempertontonkan hal-hal
yang jauh dari teladan itu sendiri. Pemimpin-pemimpin sekarang cenderung tidak
punya budaya malu dan sibuk terus melakukan KKN (kolusi, korupsi dan
nepotisme) terhadap harta rakyatnya. Mereka juga tidak malu mempertontonkan
jiwa premanisme dengan aksi baku hantam sesama mereka, kepada jutaan rakyat Indonesia,
Seorang polisi mau disogok, juga karena hilangnya rasa malu. Seorang hakim
yang sepatutnyan menjadi dewa keadilan, tidak punya rasa malu lagi menerima
titipan uang dari terdakwa untuk menghapus dakwaan atau mengurangi kadar
hukumannya di pengadilan,ini lah sedikit contoh dimana hilangnya budaya malu
dinegeri kita ini.
Mungkin
masih banyak hal-hal diatas yang masih belum bisa menjelaskan secara benar dan
secara luas dan masih banyak hal yang harus saya gali tentang uraian diatas dan saya
membutuhkan masukan dan keritik dari kawan-kawan semua. terima kasih sudah
menyempatkan untuk membaca.
1 komentar:
Sahabat blogger demak gabung yuk dengan komunitas demak blogger kota wali (Blogkoli), daftar dulu yuk disini www.blogkoli.blogspot.com/p/pendaftaran.html
Posting Komentar